Polemik Penambahan Jam Belajar Siswa

Penambahan lama jam belajar siswa oleh Kementrian Pendidikan telah menimbulkan polemik di masyarakat. Mendikbud Mohammad Nuh bahkan meladeni keluhan siswa langsung melalui layanan instant messaging pribadinya. Dia mengakui bahwa rata-rata lama belajar siswa di sekolah pada Kurikulum 2013 ini bertambah sekitar 4-6 jam dalam seminggu.
     
"Saya tegaskan, penambahan hingga 6 jam itu dalam seminggu. Bukan setiap hari nambah 6 jam," katanya kemarin. Penambahan lama siswa belajar ini dipakai untuk mengatrol total lama belajar di sekolah anak-anak usia 7-14 tahun.

Hasil pengukuran OECD (The Organisation for Economic Co-operation and Development), total lama belajar anak Indonesia usia 7-14 tahun hanya 6.000 jam. Indonesia ketinggalan dari Inggris yang sudah 7.000 jam lebih, atau oleh Chile di posisi pertama dengan 8.500 jam lebih.
     
Nuh mengatakan jam belajar di SD tingkat atas (kelas IV, V, dan VI) naik dari 32 jam pelajaran per pekan menjadi 36 jam pelajaran per pekan. Sedangkan untuk jenjang SMP, naik dari 32 jam pelajaran per pekan menjadi 38 jam pelajaran per pekan. Sementara jam pelajaran di jenjang SMA atau SMK, berbeda-beda berdasarkan peminatan akademiknya.
     
Dengan penambahan jam belajar ini, anak-anak SD di tingkat bawah (kelas I, II, dan III) yang mulai masuk kelas pukul 07.00 diperkirakan pulang sekitar 10.00 hingga 11.00. "Tidak seperti sebelumnya. Baru ditinggal belanja sebentar oleh ibunya, anaknya sudah pulang sekolah," jelasnya.
     
Nuh meminta penambahan jam belajar ini masih dalam tahap wajar. Paling ekstrim di jenjang SMA misalnya, anak-anak baru bisa pulang sekitar pukul 14.30. Nuh mengatakan tidak benar bahwa akibat Kurikulum 2013 jam sekolah sampai pukul 16.00. Kalau ada yang pulang hinga pukul 16.00, biasanya disebabkan karena ekstra kurikuler atau les tambahan.

Sumber : JPNN.Com
Tag : Reportase
0 Komentar untuk "Polemik Penambahan Jam Belajar Siswa"

Silahkan tulis komentar dan pesan anda yang penting tidak SARA dan PORNOGRAFI

Back To Top